GULA sabu merupakan panganan khas Pulau Sabu yang sangat unik dan bermanfaat. Sepintas, gula sabu berbentuk cairan yang sangat kental dan lengkel berwarha coklat kehitaman.
Jenis makanan ini dibuat dari bahan dasar yang disadap dari pohon lontar. Di daerah lain, gula jenis ini juga bisa dibuat dari bahan yang disadap dari pohon enau atau kelapa.
Gula sabu merupakan hasil olahan pertanian mayoritas penduduk Pulau Sabu dan Raijua. Hal ini tidaklah aneh karena pohon tuak sebagai sumber nira (bahan baku pembuatan gula sabu) terdapat hampir di setiap walayah Pulau Sabu dan Raijua.
Gula sabu bahasa sabunya 'Donahu' kalau lengkapnya 'Donahu Hawu'.
Bagi orang Sabu, gula sabu adalah pangan utama selain beras dan jagung yang melengkapi keseharian mereka di tengah kondisi geografis Pulau Sabu yang rawan kekeringan. Jika terjadi gagal panen pada tanaman palawija dan stok makanan menipis, maka gula sabu juga dipakai sebagai panganan untuk tetap bertahan.
Cara menikmati gula sabu adalah hanya disendok pada tempat yang terdapat gula lalu dimakan. Cara lainnya adalah gula yang ada diseduh ke dalam air, kemudian diminum seperti teh atau kopi.
Gula sabu diyakini memiliki kalori yang cukup, sebab meneguk beberapa sendok gila air ini maka akan terasa kenyang.
Di kalangan masyarakat Kupang-NTT, gula sabu atau gula air ini juga sering dijadikan minuman terapi untuk menyembuhkan penyakit mag. Dan, gula sabu juga bisa dijadikan bahan campuran untuk jenis panganan lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar